Page 13 - BALANG KESIMBAR_OK
P. 13
“Kasihan putri, ya Bu. Bagaimana cara kita untuk
menolongnya?” Ibu Balang Kesimbar cuma memandang anaknya
dengan wajah prihatin. “Ayo kita pulang. Nanti kita bucarakan di
rumah. Segala yang terjadi pasti ada jalan keluarnya.” Kata-kata
ibunya membuat Balang Kesimbar terdiam. Ibu dan anak itu
melangkah beriringan sambil berpegangan tangan.
Tiba di rumah, Balang Kesimbar bersama ibunya duduk di
Berugak. Mereka melepas lelah setelah cukup jauh berjalan.
Keringat keduanya bercucuran. Balang Kesimbar mengambil air di
gentong tempat ia biasa menyimpan air. “Apa yang kamu pikirkan,
Nak?” Suara ibu memecah keheningan dan membuyarkan lamunan
Balang Kesimbar. “Saya memikirkan cara untuk menyelamatkan sang
putri, Bu” jawab Balang Kesimbar. Mereka lalu terdiam. Balang
Kesimbar masih terus memikirkan cara menyelamatkan sang putri
dari tangan Raksasa si penculik itu.
“Sebenarnya ada cara yang
bisa ditempuh untuk menyelamatkan
putri. Hanya saja cara ini sangat
berbahaya. Siapapun yang akan
mencari raksasa itu, dia berhadapan
dengan kematian.” Kata-kata ibunya membuat Balang Kesimbar
ngeri. Namun demikian, tidak menyurutkan keinginan Balang
Kesimbar untuk berbakti pada kerajaan. “Bagaimanakah caranya,
Bu. Saya akan berusaha menyelamatkan putri agar raja dan
permaisuri tidak terus bersedih.” Balang Kesimbar memohon kepada
ibunya agar mau memberi tahu cara untuk membebaskan putri.
Teruslah berusaha ikut
merasakan apa yang
dirasakan orang lain agar
memiliki banyak teman
8