Page 19 - BALANG KESIMBAR_OK
P. 19

“Bagaimana  ibu  bisa  tahu,  kalau  kamu  baik-baik  saja.  Ibu

                        tentu merasa sangat khawatir dengan perjalananmu ini.” Ibu Balang
                        Kesimbar tertunduk lesu. “Kalau ibu ingin tahu saya selamat atau

                        tidak, lihatlah bunga liar yang saya tanam itu. Jika ibu melihat bunga

                        liar itu masih segar, saya masih baik-baik saja. Sebaliknya jika bunga

                        itu terlihat layu apalagi mati, itu berarti saya tidak akan kembali

                        dalam  keadaan  selamat.”  kata-kata  Balang  Kesimbar  membuat
                        ibunya terkesiap seketika. Wajahnya bertambah murung.

                               Balang Kesimbar memeluk ibunya dengan erat. Digenggamnya

                        tangan ibunya dengak kuat. “Saya berangkat Bu. Percayalah, doa ibu

                        akan menyelamatkan saya,” ujar Balang Kesimbar. Balang Kesimbar

                        melepaskan  tangan  ibunya.  Terlihat  jelas  tatapan  keduanya.

                        Tatapan  ibu  dan  anak  yang  saling  mempercayai.  Dengan  langkah
                        pasti, Balang Kesimbar berangkat tanpa menoleh lagi.

                                                                             Langkah           Balang

                                                                      Kesimbar  seperti  berirama.

                                                                      Ia  menapaki  jalan  yang

                                                                      semakin       lama      semakin

                                                                      sempit.     Sepanjang      jalan
                                                                      yang  dilewati,  hanya  hutan

                           Sumber: https://pixabay.com/id/images/search/gunung%20rinjani/   belantara,  perbukitan,  dan

                        tebing-tebing  terjal.  Seolah  hanya  ia  yang  hidup  di  bumi  karena

                        sepinya jalan-jalan yang dilalui.  Sepanjang perjalanan, sudah dua

                        orang tersesat yang dibantu. Mereka dituntun ke arah pulang yang

                        benar. Dia bahkan diberikan bekal makanan tambahan oleh orang
                        tersebut.  Mereka  saling  menasihati,  saling  memberi  dan  berbagi

                        bekal.
                                                           Jangan pernah ragu-ragu
                                                           melakukan sesuatu, lebih-

                                                                 lebih yang telah
                                                           dipersiapkan dengan baik.



                                                              14
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24