Page 20 - BALANG KESIMBAR_OK
P. 20

Balang Kesimbar terus melangkahkan kaki dengan pasti. Jalan

                        mulai menanjak. Ia mulai menaiki perbukitan. Tiba-tiba ia teringat
                        pesan  ibunya.  Rintangan-rintangan  itu  akan  ditemui  pada  setiap

                        daerah perbukitan yang dilewati. Balang Kesimbar mulai waspada

                        terhadap  sekelilingnya.  Kakinya  terus  melangkah  meskipun  sudah

                        terasa lelah.

                               Tiba-tiba  dari  balik  pohon  yang  besar  dan  rimbun  seekor
                        banteng besar muncul. Banteng itu langsung berlari kearah Balang

                        Kesimbar. Banteng itu hendak menyeruduknya. Dengan gesit Balang

                        Kesimbar menghindar. Seperti apapun kecepatan  Balang Kesimbar

                        bergerak,  banteng  itu  tetap  menyerangnya.  Dia  selalu  terpental

                        ketika menghalau serudukan si Banteng. Namun, ia tetap berusaha.

                                                                         Jika  bertarung  dengan
                                                                  berhadapan  dan  mengandalkan

                                                                  tenaga,  tentu  ia  akan  kalah.

                                                                  Oleh     karena      itu,    Balang

                                                                  Kesimbar  harus  cerdas  untuk

                        memperdaya si Banteng. Beruntung di sekitar tempat pertarungan

                        itu  ada  rerimbunan  belukar  yang  didominasi  warna  merah.  Pada
                        rerimbunan  itulah  si  Banteng  menyeruduk  dengan  lebih  garang.

                        Balang  kesimbar  memanfaatkannya  dengan  baik.  Diletakkannya

                        bongkahan  batu  besar  di  dalam  rerimbunan  berwarna  merah  itu.

                        Banteng  menyeruduk  garang,  tepat  mengenai  bongkahan  batu.  Ia

                        teringat  pesan  ibunya  untuk  menaburkan  biji  kacang  merah  saat

                        banteng  itu  lelah.  Selanjutnya,  ia  menaburkan  biji  kacang  merah
                        yang  dibawa.  Tiba-tiba  banteng itu  menggelepar,  menggeliat  dan

                        akhirnya tak bergerak lagi.

                                                             Menghadapi masalah harus

                                                            dengan cerdas. Utamakanlah
                                                            pikiran, bukan hanya tenaga.



                                                              15
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25