Page 23 - BALANG KESIMBAR_OK
P. 23
Bumi mulai terang meskipun masih samar. Pucuk-pucuk daun
basah bermandikan embun yang hinggap tadi malam. Pada daun-
daun melengkung, air embun seperti tertadah dalam gelas. Balang
Kesimbar membasuh mukanya dengan air-air yang tertampung pada
daun. Tiba-tiba perutnya terasa lapar. Ia mengeluarkan bekal yang
diberikan ibunya. Diiringi doa makan, ia memakannya dengan lahap.
Perjalanan dilanjutkan. Pada sebuah gubuk di tengah hutan,
Balang Kesimbar medapati seorang kakek sedang duduk sambil
berdoa. Sang Kakek sepertinya tahu betul tujuan perjalanannya.
Tanpa menunggu balang kesimbar duduk, Sang Kakek mulai
menasihatinya. “Berusahalah untuk selalu membantu siapapun,
selalu memberi dan berbagi. Kelak kamu akan mendapat
kemudahan.” Belum sempat Balang Kesimbar menyahut, Sang Kakek
sudah bangkit, kemudian berlalu dan hilang di balik belukar. Balang
Kesimbar memanggil-mainggil tapi tak juga ada jawaban. “Terima
kasih nasihatnya, Kek. Kakek juga hati-hati ya.” teriak Balang
Kesimbar sambil berlalu.
Balang Kesimbar
kembali melangkah.
Disusurinya jalan setapak itu.
Jalan setapak itu harus diikuti
sampai ujung. Demikian pesan
Sumber: https://pixabay.com/id/images/search/gunung%20rinjani/
ibunya. Menurut penjelasan
ibunya, untuk sampai di tempat raksasa, ia akan mendaki tiga bukit
dengan rintangan berbeda. Balang Kesimbar terus melangkah, ia
ingin segera samapai. Tak lupa ia membantu menyelamatkan seekor
rusa yang terjebit akar pohon dan seekor ular yang tertindih
bongkahan batu.
Tetaplah untuk saling
membantu, saling berbagi,
dan saling menasihati.
18