Page 28 - BALANG KESIMBAR_OK
P. 28
Cuaca mendung dan agak gerimis. Burung-burung seperti
enggan menyambut pagi yang kurang bersahabat itu. Tetapi Balang
Kesimbar harus melanjutkan perjalanan. Teriring doa, ia
melangkahkan kaki. Menerobos gerimis dan terpaan cuaca dingin. Ia
terus saja berjalan. Ia terus memelihara semangat pantang
menyerah yang ditanamkan ibunya selama ini.
Semakin lama jalanan yang ia tempuh semakin sulit. Jalan
semakin sempit. Beberapa kali ia hampir terjatuh. Ia terkejut
dengan kondisi ujung jalan terjal itu. Su seram penuh misteri.
Tetapi, Balang Kesimbar pantang mundur. Pada suasana jalan
semacam ini, ia selalu ingat pesan ibunya. Ingat nak, “Rintangan itu
akan muncul pada jalan terjal dan berbukit. Jadi, berhati-hatilah,
nak!” Balang Kesimbar harus lebih waspada.
Beberapa kali Balang Kesimbar terkejut. Ia terkejut oleh
gerakan-gerakan aneh dari berbagai sudut perbukitan di samping
jalan terjal itu. Belum selesai keterkejutannya, tiba-tiba dari balik
gundukan yang menyerupai bukit kecil keluarlah harimau berkepala
dua. Balang Kesimbar kaget luar biasa. Harimau itu semakin dekat.
Balang Kesimbar berusaha menjauh, tetapi harimau itu terus
mendekatinya. Tanpa isyarat
apapun, si Harimau menerjang
Balang Kesimbar. Pergerakannya
sangat cepat. Si Harimau terus
menyerang, Balang Kesimbar juga
terus menghindar. Jurus harimau dihadapi dengan jurus Monyet
bergelantung. Balang Kesimbar memanfaatkan ranting-ranting
pohon yang berjuntai.
Jangan menyerah
sebelum semua
usaha dilakukan.
23