Page 35 - BALANG KESIMBAR_OK
P. 35
Seperti biasa, raksasa itu akan tertidur lagi setelah selesai
sarapan. Apalagi jika sarapannya banyak. Ia akan terbangun jika
telah tengah hari dan suara senandung Putri Mustika tidak terdengar
lagi. Senandung putri Mustika sangat merdu hingga selalu membuat
sang raksasa tertidur pulas. Meskipun telah tengah hari, jika Putri
Mustika masih bersenandung, sang raksasa akan terus tertidur. Hal
inilah yang membuatnya masih disayangi oleh sang Raksasa. Ia pun
tak dimakannya sebagaimana manusia-manusia lain yang ditemukan.
Semua dimakan kecuali Putri Mustika.
Hari pertama, Balang Kesimbar segera
keluar rumah untuk mengumpulkan
bambu kuning. Bambu kuning adalah
jenis bambu kecil-kecil, lurus, dan
kuat. Biasanya digunakan untuk alat memancing. Balang Kesimbar
memilih yang tua dan boleh ditebang. Ia tetap memegang aturan
menebang pohon yang disampaikan para tetua di kampungnya. Maliq
(tidak boleh) menebang pohon yang masih muda. Ketika jumlah yang
dibutuhkan cukup, Balang Kesimbar segera kembali ke rumah
raksasa. Ia bersyukur tiba sebelum tengah hari. Persis sebelum sang
Raksasa terbangun dari tidurnya.
“Putri… Putri… mana makananku. Ambun wong anak manusie…
Ambun wong anak manusie.” Sang Raksasa terus bergumam. Hal ini
membuat Putri Mustika ketakutan. Balang Kesimbar juga makin was-
was. Oleh karena itu, Putri Mustika segera menyajikan hidangan
makan untuk sang Raksasa. Terus didekatinya sang Raksasa agar ia
mengira bahwa bau manusia yang dicium adalah baunya sendiri.
Teruslah berusaha melakukan
berbagai cara untuk mencapai
keberhasilan.
30