Page 37 - BALANG KESIMBAR_OK
P. 37
Putri Mustika segera mengalihkan perhatian sang Raksasa.
Digaruk-garuknya punggung sang Raksasa lalu dengan sigap ia meraih
rambut gimbalnya. Putri Mustika mulai membuka-buka rambut
gimbal itu. Ia lalu mencari kutu-kutu yang bersemayam di rambut
itu. Ini juga kebiasaan yang akan membuat sang Raksasa kembali ke
tempat tidur. Sang Raksasa kembali, hati Putri Mustika menjadi
tenang. Senandung Putri Mustika kembali menidurkan sang raksasa.
Mentari pagi menyapa. Suara burung-burung bersahutan
menyambut pagi yang cerah. Sang Raksasa menggeliat memanggil-
manggil. “Putri… Putri… Ambun wong anak manusie … Ambun wong
anak manusie.” Putri sudah menyiapkan segala sesuatunya,
termasuk rencananya dengan Balang Kesimbar hari itu. Begitu sang
Raksasa terbangun, putri telah menyiapkan hidangan yang lezat.
Makanan kesukaan sang Raksasa. Kali ini, ia siapkan lebih banyak
dari biasanya. Sang Raksasa makan dengan lahap. Tak lama
kemudian, matanya mulai redup. Ditambah kidung merdu sang Putri,
Raksasa pun tertidur pulas.
Dengan cekatan Balang
Kesimbar memagar sekeliling rumah
sang raksasa sambil membaca mantra.
“Segenter due genter, lepang kolo
jari sesat, termutermuter… termutermuter… tameng muter.”
Sementara Putri Mustika terus saja bersenandung. Melantunkan
kidung kesukaan sang Raksasa. Akhirnya pagar keliling telah selesai
dibuat. Mantra dibacakan lagi “Segenter due genter, lepang kolo jari
sesat, termutermuter… termutermuter…tameng muter.”
Teruslah berusaha dan
pantang menyerah agar kelak
mendapatkan hasil yang
maksimal.
32